Laman

Rabu, 13 Juni 2012

HUMAN RELATION


A. Pengertian human relation

Tidak mudah untuk mencari sebuah perkataan dalam bahasa Indonesia yang benar-benar tepat sebagai terjemahan dari istilah human relations. Ada yang mengartikannya menjadi “hubungan manusia” atau “hubungan antar manusia”
Secara harafiah terjemahan tersebut mungkin tidak salah. Tetapi, tidak kedua-duanya mengandung makna yang sebenarnya dari human relations. Karena pada kedua terjemahan tersebut tidak terkandung makna yang hakiki dari human relations, yaitu “human” yang bermakna proses kerohanian yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dan lain-lain dari aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karena itu, terjemahan yang paling mendekati makna danmaksud human relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.

B. Human relation dalam arti sempit.

Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situations) dam dalam organisasi kekaryaan (work organitatios) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
Human relations dalam organisasi kekaryaan inilah yang baik banyak diteliti dan dipraktekkan di negara-negara yang sudah maju, terutama dalam bidang ekonomi sektoer industri. Sebabny aialah karena ternyata perkembangan masyarakat sebagai akibat kemajuan teknologi telah menimbulkan barbagai pengaruh kepada individu-individu yang merupakan tenaga kerja (manpower), ayang sering menghambat lancarnya pekerjaan.
Human relations dapat diusahakan untuk menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabeat manusia (Norman R.F. Milaer, 1963: hal vii).

C. Human relation dalam arti luas

Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang akan dilakuakan oleh seorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua pihak. Jadi human relations dalam arti luas dilakukan di mana saja: di rumah, di jalan, di pasar, di toko dan sebagainya.
Contohnya; human relations yang terjadi pada suami dengan istrinya. Suami melakukannya dalam situasi tatap muka, secara psikologis dan manusiawi, sehingga timbul kebahagian dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.
Jadi contoh human relations dalam situasi rumah tangga out berhasil, kalau sikap (anttitude), pernyataan (opinion) dan tingkah laku (behavior) sang istri tadi sama, yakni puas hatinya lahir batin.
Bagi seorang pemimpin (apapun jabatannya), human relations dalam segala situasi ini penting dilaksanakan, karena dalam segala situasi ini penting dilaksanakan, karena akan mencerminkan pribadinya dan citra organsasi yang dipimpinnya. Suksesnya seseorang dalam melaksanakan human relations, karena ia berkomunikasi secara etis: ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain.

D. Human Relation menurut beberapa pakar.

Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.

H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.

Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.

Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu: (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar